Al- A’sya Ibn Qais



Biografi Sastrawan Arab
Al- A’sya Ibn Qais

Hubungan Kondisi Sosial Politik Pada Syair al A’sya

Salah satu syair al A’sya yang menimbulkan kekhawatiran bagi orang musyrik waktu itu yaitu mengenai syair madahnya yang akan ia tujukan kepada Rasulullah Saw.
Ketika al A’sya mengetahui telah diutusnya nabi Muhammad, iapun segera melakukan perjalanan untuk bertemu rasul. ketika hamper sampai di madinah sebagian orang musyrikin menghalanginya. orang-orang musyrik merasa khawatir karena dengan kedatangan al-a’sya akan membuat kaum muslimin menjadi lebih kuat. Seketika itu Abu Sufyan bin Harb menemui a’sya bin qais.
“ wahai a’sya, agamamu dan agama orang tuamu lebih baik bagimu”
“ tidak, justru agamanya lebih baik dan lebih lurus”, sahutnya.
orang-orang musyrik itu mulai bermusyawarah dan mencari cara untuk mencegah al a’sya dari memeluk agama islam. mereka lalu berkata:
                        “ wahai a’sya, Muhammad itu mengharamkan zina”
“aku seoranh lelaki tua yang tidak punya kepentingan dengan wanita”, jawab a’sya.
                        “Muhammad mengharamkan khamar”, sahut mereka lagi
“ khamar itu menghilangkan akal dan menghinakan seseorang, aku tidak berkepentingan dengan khamar”, jawabnya.
ketika orang-orang musyrik melihat tekad a’sya yang kuat untuk masuk islam, merekapun menawarkan kepada a’sya untuk memberikan 100 unta asalkan a’sya mengurungkan niatnya bertemu rasulullah. beberapa saat a’sya terdiam . mulailah ia mempertimbangkan bujukan kaum musyrik. syaitanpun berhasil menguasai akalnya. al a’sya pun menoleh seraya berkata “ jika dengan harta, baiklah”. [Baca juga: CONTOH SYI’IR UMRU’UL QAIS]
Dengan serta merta abu sufyan mengajak a’sya mampir kerumahnya. esampainya mereka disana, abu sufyan mengumpulkan para sahabatnya dan berkata “ kawan-kawan bangsa qurays, inilah a’sya. andaikan ia jadi bergabung dengan Muhammad, akibatnya bisa membahayakan kalian semua bang arab. oleh karena itu kumpulkan 100 onta merah ”.
Sahabat-sahabat abu sufyan pun segera mengumpulkan 100 onta yang diminta oleh pemimpin mereka. setelah terkumpul, onta itu diberikan kepada A’sya. akhirnya A’sya pun mengurungkan niatnya berjumpa dengan nabi Muhammad.
Saat diperjalanan pulang, a’sya mengalami kecelakaan, ia jatuh dari onta yang ditungganginya dan terinjak-injak onta. Al-A’sya pun meninggal dunia dikarenakan hartanya sendiri. [Baca juga: Ibnu Syuhaid]
Jika di lihat dari peristiwa di atas, tergambar kondisi sosial dan politik pada masa itu. penyair cukup berperan penting dalam menyebarkan pengaruh, karena sebab itu kaum musyrikin merasa khawatir dan takut jika saja ada seorang penyair yang ingin bertemu nabi dan akhirnya akan membela beliau. sedangkan kondisi politiknya yaitu masyarakat arab yang dipimpin oleh seorang ketua kabilah. mereka akan mematuhi apa yang dikatakan pemimpin mereka. contohnya pada peristiwa diatas, ketika abu sufyan memerintahkan mengumpulkan onta mereka pun melaksanakan perintah itu. selain itu kecerdasan orang arab khususnya kaum musyrikin dalam membuat rencana dan taktik agar a’sya tidak dapat bertemu Nabi Muhammad. mulai dari menawarkan wanita, kharam hingga harta. jelas terlihat bahwa kaum musyrikin akan melakukan cara apapun agar tujuan mereka terpenuhi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH SYI’IR UMRU’UL QAIS

Al- A’sya Ibn Qais

Ibnu Zaidun